Kamis, 27 Mei 2010

SEJARAH SASTRA INDONESIA




SEJARAH SASTRA INDONESIA

Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ilmu yang mempelajari tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra, dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan.

Selanjutnya (Todorov; 1985: 61) mengatakan bahwa tugas sejarah sastra adalah:

  1. meneliti keragaman setiap kategori sastra.
  2. meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis, maupun secara sinkronis.
  3. menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari satu masa ke masa berikutnya.

Periodisasi Sastra Indonesia

Ada beberapa pendapat tentang periodisasi sastra Indonesia, saya mengambil dua diantaranya :

  1. Menurut Nugroho Notosusanto

a. Kesusastraan Melayu Lama

b. Kesusastraan Indonesia Modern

1). Zaman Kebangkitan : Periode 1920, 1933, 1942, 1945

2). Zaman Perkembangan : Periode 1945, 1950 sampai sekarang


  1. Menurut Simomangkir Simanjuntak

a. Kesusastraan masa lama/ purba : sebelum datangnya pengaruh hindu

b. Kesusastraan Masa Hindu/ Arab : mulai adanya pengaruh hindu sampai dengan kedatangan agama Islam

c. Kesusastraan Masa Islam

d. Kesusastraan Masa Baru

1). Kesusastraan Masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi

2). Masa Balai Pustaka

3). Masa Pujangga Baru

4). Kesusastraan Masa Mutakhir : 1942 hingga sekarang.

Sejarah Sastra Indonesia

Kepulauan Nusantara yang terletak diantara benua Asia dan Australia dan diantara Samudra Hindia/ Indonesia dengan Samudra Pasifik/ Lautan Teduh, dihuni oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai sejarah, kebudayaan, adat istiadat dan bahasa sendiri-sendiri.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yaitu salah satu bahasa daerah di Nusantara. Bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di pantai timur pulau Sumatera.

-Kerajaan Melayu yang berpusat didaerah Jambi, pada pertengahan abad ke-7 (689-692) dikuasai oleh Sriwijaya yang beribu kota di daerah Palembang sekarang ini,-


  1. Kesusastraan Melayu Klasik

Sastra Melayu Klasik tidak dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu tertentu karena hasil karyanya tidak memperlihatkan waktu. Semua karya berupa milik bersama. Karena itu, penggolongan biasanya berdasarkan atas : bentuk, isi, dan pengaruh asing.

a. Kesusastraan Rakyat (Kesusastraan Melayu Asli)

Kesusastraan rakyat/ Kesusastraan melayu asli, hidup ditengah-tengah masyarakat. Cerita itu diturunkan dari orang tua kapada anaknya, dari nenek mamak kepada cucunya, dari pencerita kepada pendengar. Penceritaan ii dikenal sebagai sastra lisan (oral literature).

Kesusastraan yang tumbuh tidak terlepas dari kebudayaan yang ada pada waktu itu. Pada masa Purba (sebelum kedatangan agama Hindu, Budha dan Islam) kepercayan yang dianut masyarakat adalah animisme dan dinamisme. Karena itu, cerita mereka berhubungan dengan kepercayaan kepada roh-roh halus dan kekuatan gaib yang dimilikinya. Misalnya :

- Cerita asal-usul

- Cerita binatang

- Cerita Jenaka

- Cerita Pelipur lara.


Contoh

Mantra Memasuki hutan rimba

Hai, si Gempar Alam

Gegap gempita

Jarum besi akan romaku

Ular tembaga akan romaku

Ular bisa akan janggutku

Buaya akar tongkat mulutku

Harimau menderam di pengeriku

Gajah mendering bunyi suaraku

Suaraku seperti bunyi halilintar

Bibir terkatup, gigi terkunci

Jikalau bergerak bumi dan langit

Bergeraklah hati engkau

Hendak marah atau hendak

membiasakan aku.


b. Pengaruh Hindu dalam Kesusastraan Melayu

Pengaruh Hindu Budha di Nusantara sudah sejak lama. Menurut J.C. Leur (Yock Fang : 1991:50) yang menyebarkan agama Hindu di Melayu adalah para Brahmana. Mereka diundang oleh raja untuk meresmikan yang menjadi ksatria. Kemudian dengan munculnya agama Budha di India maka pengaruh India terhadap bangsa Melayu semakin besar. Apalagi agama Budha tidak mengenal kasta, sehingga mudah beradaptasi dengan masyarakat Melayu.

- Epos India dalam kesusastraan Melayu

· Ramayana : cerita Ramayana sudah dikenal lama di Nusantara. Pada zaman pemerintahan Raja Daksa (910-919) cerita rama diperlihatkan di relief-relief Candi Loro Jonggrang. Pada tahun 925 seorang penyair telah menyalin cerita Rama ke dalam bentuk puisi Jawa yaitu Kakawin Ramayana. Lima ratus tahun kemudian cerita Rama dipahat lagi sebagai relief Candi Penataran. Dalam bahasa melayu cerita Rama dikenal dengan nama Hikayat Sri Rama yang terdiri atas 2 versi : 1) Roorda van Eysinga (1843) dan W.G. Shelabear.

· Mahabarata : Bukan hanya sekedar epos tetapi sudah menjadi kitab suci agama Hindu. Dalam sastra melayu Mahabarata dikenal dengan nama Hikayat Pandawa. Dalam sastra jawa pengaruh Mahabarata paling tampak dari cerita wayang.


c. Kesusastraan Zaman Peralihan Hindu-Islam, dan pengaruh Islam

Sastra zaman peralihan adalah sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu dengan sastra yang berunsur Islam di dalamnya. Contoh karya-karya sastra yang masuk dalam masa ini adalah ; Hikayat Puspa raja, Hikayat Parung Punting, Hikayat Lang-lang Buana, dsb.

Sastra pengaruh Islam adalah karya sastra yang isinya tentang ajaran agama Islam yang harus dilakukan oleh penganut agama Islam. Contoh karya : Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Bulan Berbelah, Hikayat Iskandar Zulkarnaen dsb.

-Perkembangan agama Islam yang pesat di Nusantara sebenarnya bertalian dengan perkembangan Islam di dunia. Pada tahun 1198 M. Gujarat ditaklukkan oleh Islam. Melalui Perdagangan oleh bangsa Gujarat, Islam berkembang jauh sampai ke wilayah Nusantara. Pada permulaan abad ke-13 Islam berkembang pesat di Nusantara.-

-Pada abad ke-16 dan ke-17 kerajaan-kerajaan di Nusantara satu persatu menjadi wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa yang pada mulanya datang ke Nusantara karena mau memiliki rempah-rempah.-


d. Kesusastraan Masa Peralihan : Perkembangan dari Melayu Klasik ke Melayu Modern

Pada masa ini perkembangan antara kesusastraan Melayu Klasik dan kesusastraan Melayu Modern peralihannya dilihat dari sudut isi dan bahasa yang digunakan oleh pengarangnya. Dua orang tokoh yang dikenal dalam masa peralihan ini adalah Raja Ali Haji dari pulau Penyengat, Kepulauan Riau, dan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dari Malaka.

Contoh karya Abdullah : Hikayat Abdullah, Syair Singapura dimakan Api, ia juga menerjemahkan Injil ke dalam bahasa melayu.

Contoh Gurindam Raja Ali Haji


Gurindam pasal pertama

Barang siapa tidak memegang agama

Sekali-kali tidakkan boleh di bilangkan nama

Barang siapa mengenal yang empat

Ia itulah orang yang makrifat

Barang siapa mengenal Allah

Suruh dan tengahnya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal dunia

tahulah ia barang yang terperdaya

Barang siapa mengenal akhirat

Tahulah ia dunia mudarat

Kurang fikir, kurang siasat

Tinta dirimu kelah tersesat

Fikir dahulu sebelum berkata

Supaya terlelah selang sengketa

Kalau mulut tajam dan kasar

Boleh ditimpa bahaya besar

Jika ilmu tiada sempurna

Tiada berapa ia berguna.-


  1. Kesusastraan Indonesia Modern

Lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern

Jika menggunakan analogi ¨Sastra ada setelah bahasa ada¨ maka kesusastraan Indonesia baru ada mulai tahun 1928. Karena nama ¨bahasa Indonesia¨ secara politis baru ada setelah bahasa Melayu di diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Namun menurut Ayip Rosidi dan A. Teeuw, Kesusastraan Indonesia Modern ditandai dengan rasa kebangsaan pada karya sastra. Contohnya seperti : Moh. Yamin, Sanusi Pane, Muh. Hatta yang mengumumkan sajak-sajak mereka pada majalah Yong Sumatera sebelum tahun 1928.


a. Masa Kebangkitan (1920-1945)

1). Periode 1920 (Angkatan Balai Pustaka)

Contoh : Puisi M. Yamin

Bahasa, Bangsa

Selagi kecil usia muda

Tidur si anak di pangkuan bunda

Ibu bernyanyi lagu dan dendang

memuji si anak banyaknya sedang

berbuai sayang malam dan siang

buaian tergantung di tanah moyang

....

1922


2). Periode 1933 (Angkatan Pujangga Baru)

Penamaan periode ini di dasarkan pada munculnya majalah ¨Pujangga Baru¨ yang dikelola oleh S.T. Alisyahbana, Armin Pane dan Amir Hamzah.

Contoh : Puisi Amir Hamzah

Datanglah engkau wahai maut

Lepaskan aku dari nestapa

Engkau lagi tempatku berpaut

Diwaktu ini gelap gulita

(Buah Rindu II)


3). Periode 1942 (Angkatan 45)

Chairil Anwar pelopor angkatan 45, nama lain pada masa ini seperti Idrus, Mochtar Lubis dan Pramoedya A T.

Contoh Sajak Chairil :

Awas jangan bikin beta marah

Beta bikin pala mati

Beta kirim datudatu!

Beta Pattirajaaawane, penjaga hutan pala

Beta api dipantai. Siapa mendekat

Tiga kali menyebut beta punya nama.


b. Masa Perkembangan (1945 – sekarang)


1). Periode 1945 (Angkatan 45 : 1942-1953)


2). Periode 1950 (Angkatan 50 dimulai tahun 1953)

Dimasa ini ada Nugroho Notosusanto pengarang Hujan Kepagian, AA Navis pengarang Robohnya Surau Kami, Trisnoyuwono pengarang laki-laki dan mesiu, penyair Toto Sudarto Bachtiar, WS Rendra (juga ada yang menggolongkan ke angkatan 70)

3). Angkatan 66

Pada tanggal 6-9 Mei 1966 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bersama dengan KAMI dan KAPPI menyelenggarakan simposium berjudul : ¨Kebangkitan semangat 1966 : Menjelajah Tracee Baru Lekra dan Neolekranisme¨. Dominasi kebudayaan oleh politik, tegas-tegas ditolak. Inilah mulai dinamakannya angkatan 66. Dari kelompok ini, majalah bulanan baru, Horison, segera terbit sebagai suara sastranya.

4), Angkatan 70

Tahun 1970-1990 ada beberapa sastrawan yang terkenal misalnya : Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi W.M., Putu Wijaya

Contoh Sajak Abdul Hadi WM : Tawangmangu

kalau kehijauan yang bangkit dari bukti-bukti

dan air terjun, dimana aku pernah lewat dan menghirup

kesegaran pagi dan kuntum melur, sekarang aku batu

yang kau angkat dari tepi sungai dan kaubiarkan abadi

seperti nyawa sekarat mengeliat, mengeliat mungkin kau

sedang menghiasku dengan retakan-retakan air hujan

dan keharuan waktu yang beragam

(dalam Tergantung pada Angin)



WES MARI


Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

AKU CINTA INDONESIA

AKU CINTA INDONESIA